Manfaat komputer bicara bagi tunanetra bagian I
Setelah kita memahami apa itu komputer bicara dan memahami betapa pentingnya seorang tunanetra mempelajari komputer bicara untuk menunjang aksesibilitas mereka, pada ulasan kali ini akan dibahas bagaimana manfaat komputer bicara yang secara langsung dirasakan oleh penggunanya yaitu para tunanetra yang dalam beberapa kesempatan berbincang dan menyampaikan pengalaman mereka kepada saya.
Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai komputer bicara dapat dibaca di
Pengalaman pertama yang saya dengar adalah pengalaman dari saudara Suranto, seorang tunanetra total (tidak dapat melihat sama sekali) yang bekerja sebagai karyawan di panti pijat tunanetra Nuansa Fajar yang berada di kota Malang. Saat saya menanyakan tentang manfaat komputer bicara bagi tunanetra kepadanya, ia terdengar bersemangat dan antusias dalam menjelaskan pendapatnya. Suranto mengatakan bahwa komputer bicara sangat bermanfaat bagi tunanetra dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja ia yang seorang terapis dapat menggunakan komputer bicara untuk mencatat nama-nama pasien yang telah berlangganan atau menghitung pemasukan yang telah ia dapatkan dari bekerja. Walaupun Suranto belum memiliki komputer yang dilengkapi dengan program pembaca layar atau screen reader yang disebut komputer bicara ini, ia tetap optimis dan siap belajar jika ada kesempatan.
Selain itu, Suranto menambahkan jika dengan komputer bicara seorang tunanetra kini sudah bisa membaca sebuah buku cetak, hal ini sungguh menggembirakan bagi Suranto. Menurut pria yang pernah mengikuti pelatihan aplikasi android bagi difabel netra di Adi Gunawan Institut ini, tunanetra sebelumnya hanya dapat menggunakan huruf Braille untuk tulis-menulis. Tunanetra juga hanya dapat membaca buku yang telah dikonfersi dan dicetak dalam tulisan Braille oleh penerbit khusus yang memiliki printer Braille yang sangat mahal harga per unitnya.
Ditambah lagi untuk mendapatkan buku Braille sangatlah sulit. Selain itu jenis buku yang dicetak dalam tulisan Braille tidak selengkap tulisan cetak atau istilah yang umum di kalangan tunanetra adalah tulisan awas.
“Dengan komputer bicara yang juga dilengkapi sebuah scanner, tunanetra sudah bisa membaca buku cetak atau buku dengan tulisan awas”, terang Suranto
Tunanetra tidak lagi kesulitan jika ingin membaca sebuah buku. Cukup dengan teknologi yang aksesibel tersebut sudah mampu dipergunakan oleh tunanetra untuk dapat membaca berbagai macam buku yang juga bisa dibaca oleh non tunanetra.
Pendapat Suranto di atas adalah benar dan sesuai dengan yang dialami oleh kebanyakan tunanetra yang pernah mendengar atau menggunakan komputer bicara. Dengan kemajuan teknologi saat ini sudah mampu membuat tunanetra melakukan banyak hal secara mandiri yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu tunanetra perlu meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan teknologi yang aksesibel, sehingga hambatan yang terkait dengan indera pengelihatan dapat diatasi dengan mudah. Selain itu juga dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik keluarga, pemerintah, serta masyarakat untuk mewujudkan kehidupan sosial yang inklusif di mana juga para tunanetra diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berkarya dan memberikan manfaat positif bagi sekitarnya.
Penulis : Adi Gunawan.