Peduli Kepada Para Tunanetra Terdampak Covid-19 Di Malang, Adi Gunawan Institute Bagikan Paket Sembako

Sejak Covid-19 merebak di Indonesia sekitar bulan Februari 2020, pemerintah telah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial atau social distancing untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 kepada banyak orang. Dengan adanya kebijakan pembatasan sosial ini maka sekolah, universitas, perkantoran, serta aktifitas publik lainnya dihimbau untuk ditiadakan untuk sementara. Di daerah kota dan kabupaten Malang sendiri kebijakan pembatasan sosial mulai diterapkan pada pertengahan bulan Maret 2020.

Kebijakan social distancing ini dinilai cukup mampu untuk menekan jumlah korban yang terinfeksi Covid-19 ataupun menekan jumlah korban yang meninggal. Di sisi lain kebijakan ini menimbulkan permasalahan baru yaitu para pekerja non formal seperti sopir, tukang ojek, serta pegawai toko terancam kehilangan mata pencarian mereka.

Hal yang sama juga dialami oleh para tunanetra yang sebagian besar bekerja di sektor non formal seperti tukang pijat, instruktur atau guru les privat, penjual keliling, dan sebagainya. Banyak dari para tunanetra yang bekerja sebagai tukang pijat tidak bekerja lagi dikarenakan panti-panti pijat yang mempekerjakan mereka kini ditutup. Para instruktur atau guru les tunanetrapun kini menganggur karena kegiatan belajar mengajar ditiadakan. Para tunanetra yang berdagang dan berjualan kelilingpun mengaku sepi pembeli dan terancam merugi karena barang dagangan mereka tidak laku dan akhirnya rusak.

Peduli akan kesulitan ekonomi yang tengah di alami para tunanetra saat ini, team dari Adi Gunawan Institute telah mendistribusikan paket sembako yang berisi beras, minyak, gula, serta bahan-bahan pokok lainnya kepada sekitar 30 orang tunanetra yang tinggal di kota dan kabupaten Malang. Team Adi Gunawan Institute mendatangi tempat tinggal para tunanetra satu persatu untuk menyalurkan bantuan tersebut secara langsung mengingat keterbatasan mobilitas yang dialami oleh sebagian besar tunanetra jika akan mengambil bantuan tersebut ke sekretariat Adi Gunawan Institute di Tidar.

Beberapa dari mereka tinggal di panti-panti pijat yang mempekerjakan tunanetra. Ada juga yang mengontrak rumah untuk dijadikan klinik pijat pribadi atau beberapa orang sekaligus. Tak jarang dari mereka tinggal di perkampungan padat penduduk yang hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki saja serta aksesibilitas jalan dan lingkungan yang dirasa cukup menyulitkan jika tunanetra akan berjalan sendiri tanpa pendamping.

Para tunanetra yang mendapatkan bantuan paket sembako tersebut mengaku sangat senang dan merasa terbantu di masa-masa sulit sekarang ini. Suranto, salah satu tunanetra yang bekerja di sebuah panti pijat di jalan Ledjen Sutoyo ini memilih mengungsi sementara terlebih dahulu dikarenakan panti pijat tempat ia bekerja di tutup hingga waktu yang belum bisa ditentukan. “Saya sangat senang dan berterima kasih kepada team Adi Gunawan Institut yang telah berbagi sembako kepada kami di masa yang sulit ini. Ini sangat bermanfaat karena sebulan terakhir ini saya tidak bekerja,” ujar Suranto saat menerima paket bantuan sembako di daerah Bandulan kota Malang.

Fadli dan Heriyani, Para tunanetra yang tinggal di panti pijat di jalan Kahuripan kota Malang inipun juga mengaku sangat senang dan bersyukur dengan bantuan sembako yang mereka terima langsung di depan tempat kerja mereka yang juga masih ditutup.

Supriyadi, seorang tunanetra yang tinggal di Jalan Bunga Sri Gading  kelurahan Jatimulyo ini juga mengaku sangat senang saat team Adi Gunawan Institute tiba di rumahnya untuk memberikan bantuan paket sembako. “Saya sangat senang sekali bahwa masih  ada pihak yang peduli dengan kami tunanetra ini. Sekarang saya dan teman-teman tunanetra yang lainnya kesulitan pekerjaan karena pasien kami menurun drastis karena Covid-19,” ujar pak Supriyadi di rumahnya yang juga dijadikan sebuah klinik pijat.

Para tunanetra yang lain juga mengatakan hal yang hampir sama. Seperti Ananta, seorang instruktur komputer bicara  yang tinggal di Jalan Untung Suropati Selatan, serta enrico, seorang mahasiswa sekaligus pemain musik yang kos di Jalan Terusan Ambarawa. Keduanya sangat senang saat menerima bantuan sembako di rumah mereka masing-masing.

Team Adi Gunawan Institute berkeliling mengirimkan paket sembako ke rumah-rumah para tunanetra yang tersebar di kota dan kabupaten Malang. Di antaranya di daerah  Lowokwaru, LA Sucipto, Tunggul Wulung, Madyo Puro, hingga ke daerah Kebon Agung dan Pakis Aji.

Adi Gunawan, ketua Adi Gunawan Institute yang juga ikut dalam pengiriman sembako tersebut mengatakan bahwa aksi sosial yang diadakan ini adalah bentuk kepedulian Adi Gunawan Institute bersama dengan para partner dan donatur untuk membantu meringankan kebutuhan hidup para tunanetra yang terdampak Covid-19 di Malang. “Kami menggalang dana untuk aksi sosial ini akhir bulan Maret dan mendapat respon yang luar biasa dari partner kami sehingga dapat terkumpul paket sembako yang dapat kami bagikan kepada para tunanetra yang membutuhkan,” terang Adi.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu/Saudara para partner dan donatur yang telah berpartisipasi serta berdonasi pada aksi sosial yang kami adakan bagi para tunanetra. Semoga bantuan yang telah kita salurkan dapat bermanfaat di masa pandemi Covid-19 ini dan semoga Bapak/Ibu/Saudara sekalian  senantiasa diberkati oleh Tuhan dan mendapatkan keberhasilan dalam segala hal yang dikerjakan,” terang Adi dalam video dokumentasi kegiatan acara tersebut.

Selain itu pria yang berprofesi sebagai instruktur musik ini juga menambahkan bahwa selain aksi sosial berbagi sembako, Adi Gunawan Institute juga tengah mempersiapkan sebuah program jangka panjang yaitu sebuah lapangan pekerjaan baru yang kelak dapat menyerap tenaga kerja tunanetra. Menurut Adi hal ini sangat penting dalam meningkatkan taraf kehidupan para tunanetra melalui bidang ekonomi karena jenis pekerjaan yang saat ini digeluti oleh para tunanetra di Malang masih sangat terbatas.

“Kami sedang berupaya untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi para tunanetra. Kita sedang berdiskusi dengan beberapa pihak yang akan menghasilkan sebuah terobosan dalam waktu dekat ini,” tambah pria low vision ini.

Semoga pandemi Covid-19 ini dapat segera berlalu di negeri kita tercinta Indonesia, termasuk juga di Malang raya. Selanjutnya masyarakat dapat kembali beraktifitas dengan normal serta seluruh kegiatan sosial ekonomi dapat kembali pulih. Para tunanetrapun dapat kembali bekerja seperti sedia kala dan dapat menyambung hidup mereka serta keluarganya masing-masing.

Berikut ini adalah tayangan lengkap aksi sosial berbagi sembako kepada para tunanetra yang terdampak Covid-19 di Malang.

Adi Gunawan Institute masih membuka kesempatan bagi Bapak/Ibu/Saudara yang ingin berpartisipasi atau berdonasi bagi para tunanetra yang membutuhkan dengan cara mengunjungi halaman berikut ini:

Adi Gunawan Institute masih membuka kesempatan bagi Bapak/Ibu/Saudara yang ingin berpartisipasi atau berdonasi bagi para tunanetra yang membutuhkan dengan cara mengunjungi halaman berikut ini:

Artikel diproduksi oleh team redaksi Adi Gunawan Institute.

Copyright © 2018, Adi Gunawan Institute | Powered by PT Valid Data Solusi