Sebagai bentuk upaya untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional yang diperingati pada tanggal 3 Desember tahun 2020, Adi Gunawan Institute mengadakan sebuah acara yang bernama Ngobrol Bareng AGI. Pada acara ngobrol bareng ini menghadirkan pendiri sekaligus direktur Adi Gunawan Institute yaitu Adi Gunawan, bersama dengan para tunanetra yang tergabung di Adi Gunawan Institute dan telah mengikuti beberapa kegiatan pembelajaran yang pernah diadakan Adi Gunawan Institute bagi para tunanetra.
Para tunanetra yang berkesempatan berbincang-bincang dengan Adi Gunawan adalah Suranto, seorang terapis tunanetra, Andi Zulfajrin Syam, seorang mahasiswa universitas Brawijaya Malang yang gemar menulis, serta Pungky Wardani, seorang mahasiswi universitas Brawijaya Malang yang juga seorang freelancer.
Dalam acara Ngobrol Bareng AGI yang di adakan secara daring tersebut, Adi Gunawan mengajukan beberapa pertanyaan kepada para tunanetra, seperti sejak kapan bergabung atau mengikuti kegiatan pembelajaran di Adi Gunawan Institute, program apa saja yang pernah diikuti, hingga program apa yang paling berkesan bagi mereka masing-masing.
Suranto mengatakan bahwa program yang paling berkesan menurutnya adalah kegiatan pelatihan ponsel android bagi para tunanetra. Sembari ikut belajar, dirinya juga dapat terlibat untuk ikut berbagi pengetahuan kepada para tunanetra yang lainnya. Suranto juga sangat senang dapat mengikuti kegiatan pelatihan komputer bicara yang diadakan Adi Gunawan Institute beberapa waktu yang lalu. Di mana dalam pelatihan tersebut para tunanetra dapat belajar komputer walaupun masih belum memiliki laptop atau komputer PC sendiri di rumah.
Selengkapnya obrolan bersama Suranto dapat disaksikan dengan klik video di bawah ini:
Berikutnya adalah Andi Zulfajrin Syam. Mahasiswa jurusan Hubungan Internasional di universitas Brawijaya ini juga cukup aktif dalam kegiatan di Adi Gunawan Institute. Seperti pelatihan ponsel bicara, pelatihan komputer bicara, serta kegiatan-kegiatan menarik lainnya bagi para tunanetra. Menurut pria yang akrap dipanggil Fajrin ini, kegiatan yang paling berkesan adalah mengikuti proses produksi Batik Netra. Di mana dalam proses produksi kerajinan kain batik yang melibatkan para tunanetra tersebut membutuhkan ketelitian serta konsentrasi yang tinggi.
Fajrin juga menambahkan bahwa dengan adanya Batik Netra adalah sebuah inovasi yang tak biasa yang dapat diwujudkan oleh Adi Gunawan Institute, Di mana pada umumnya pekerjaan yang digeluti oleh para tunanetra hanya diseputaran dunia pijat dan musik. Namun di Adi Gunawan Institute, para tunanetra dapat diajak untuk membuat kerajinan kain batik.
Selengkapnya obrolan bersama Andi Zulfajrin Syam dapat disaksikan dengan klik video di bawah ini:
Yang terakhir adalah Pungky Wardani, seorang mahasiswi universitas Brawijaya asal Mojokerto, Jawa Timur. Wanita yang akrap dipanggil Punky ini juga cukup aktif mengikuti program-program yang diadakan di Adi Gunawan Institute seperti teman-temannya di atas.
Pungky yang juga seorang freelancer ini mengungkapkan bahwa program yang paling berkesan menurutnya adalah pelatihan komputer bicara melalui kelas beasiswa. Menurutnya, tak banyak tempat yang dapat menyediakan pelatihan semacam ini dengan tanpa biaya alias geratis. Pungky berharap agar kegiatan kelas pelatihan di kelas beasiswa dapat diadakan kembali di Adi Gunawan Institute dan dapat menjangkau para tunanetra yang membutuhkan.
Selengkapnya obrolan bersama Pungky Wardani dengan klik video di bawah ini:
Adi Gunawan Institute berkomitmen untuk terus berusaha menyediakan kesempatan belajar bagi para tunanetra, khususnya di bidang teknologi yang aksesibel, untuk menjadi sarana penunjang para tunanetra dalam menjalani aktifitas di dalam kehidupan mereka sehari-hari secara mandiri dan tidak menjadi beban bagi orang lain di sekitar mereka.
Selain itu, Adi Gunawan Institute juga berusaha memberikan kesempatan kepada para tunanetra untuk dapat berkarya dan memberikan kontribusi yang positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar, serta bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi para tunanetra yang membutuhkan.
Untuk itu, dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan harapan serta upaya Adi Gunawan Institute untuk dapat membantu para tunanetra memiliki taraf kehidupan yang lebih berkualitas serta mandiri di tengah-tengah masyarakat.
Artikel diproduksi oleh team redaksi Adi Gunawan Institute