Dampak Negatif dan Positif dari
Pandemi Covid-19
adigunawaninstitute.com - 24 Mei 2022
Nama saya Rizki. Asal kota Semarang. Saya pelajar tunanetra yang sedang menempuh Pendidikan Luar Biasa di PGRI Yogyakarta. Saya ingin membagikan sebuah kisah nyata selama pandemi covid-19. Banyak orang berkata masa pandemik adalah masa kesukaran yang memberikan dampak negatif, tetapi bagi saya, masa pandemi covid-19 adalah masa kemakmuran yang memberikan dampak positif.
Saya memiliki sakit Graves akut yang menyebabkan kebutaan permanen. Graves adalah penyakit yang menyerang sistem imun sehingga saya mudah lelah dan sakit. Ketika pandemi datang, pengobatan yang biasanya saya jalani sempat terhenti dan akibatnya saya mengalami demam tinggi yang berkepanjangan. Saya sempat meminta pada ibu untuk bisa diantar berobat ke Rumah Sakit, tetapi ibu menolak karena takut terpapar Covid19. Saya memahami kekuatiran ibu. Kemudian saya minta bantuan dari pihak Rumah Sakit. Tapi mereka pun tidak berdaya karena jumlah pasien Covid19 yang membludak dan minimnya jumlah relawan di Rumah Sakit. Rasa sakit yang terus mendera, membuat saya pantang menyerah. Saya berkata dalam hati untuk manusia mustahil tapi pasti Tuhan tidak mustahil. Saya pun berdoa dan meminta pada Tuhan untuk memberikan keberanian pada ibu untuk mengantarkan saya ke Rumah Sakit. Tiga bulan berlalu, akhirnya ibu bersedia untuk mengantar ke Rumah Sakit. Setelah satu tahun menjalani pengobatan di Rumah Sakit Karyadi Semarang, syukur pada Tuhan saya dinyatakan sembuh oleh dokter. Bukan itu saja, saya dan ibu tidak pernah terpapar Covid19.
Selain menderita sakit, di masa pandemi saya sempat mengalami depresi berat sehingga sempat pula terbesit dalam benak untuk bunuh diri karena sakit yang tidak kunjung sembuh dan tidak bisa beraktivitas di luar rumah seperti biasanya. Tidak ingin berlama-lama merasa depresi, saya mulai mengisi keseharian saya dengan berbagai aktivitas untuk mengembangkan potensi diri. Saya mulai mengikuti banyak training kerja online gratis dari luar negeri dan dalam negeri yang dikhususkan untuk penyandang disabilitas. Saya bersyukur karena selama pandemi saya sudah mendapatkan 17 sertifikat dari luar negeri dan 5 dari dalam negeri. Selain mengikuti berbagai pelatihan online, saya juga melanjutkan kuliah Pendidikan Luar Biasa secara daring pada bulan Agustus tahun 2020.
Sementara itu dari sisi ekonomi, sama seperti kebanyakan keluarga di dunia, kami pun mengalami kesulitan. Sejak ayah meninggal, ibu harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan uang kuliah saya. Sepeninggalan ayah, pendapatan keluarga kami berasal dari gaji pensiun dan penjualan jus buah. Jumlah uang gaji yang ibu terima tidaklah besar dan penjualan jus pun ikut menurun selama pandemi. Untuk meringankan beban ibu, saya kemudian mencoba melamar beberapa pekerjaan, tetapi tidak ada satu pun panggilan yang datang. Sembari menunggu panggilan pekerjaan, saya juga ikut berbagai perlombaan yang bisa memberikan pengalaman sekaligus menghasilkan uang. Alhasil, syukur pada Tuhan, hasil training dan perlombaan cukup bahkan bisa ditabung untuk mencukupi kebutuhan saya yang belum bisa ditanggung oleh ibu.
Setiap permasalahan hidup pasti ada hikmat yang bisa dipelajari. Saya percaya Tuhan memproses umatNya melalui kesukaran untuk menciptakan pribadi yang tekun dan tahan uji. Secara pribadi selama pandemi, Tuhan membentuk saya menjadi pribadi yang pantang menyerah, pemberani, sabar dan juga pekerja keras.
Sebagai orang yang memiliki keterbatasan, saya berharap agar kemudahan layanan di Rumah Sakit, ketersediaan beasiswa pendidikan penuh, serta perluasan dan kesetaraan lapangan pekerjaan untuk penyandang disabilitas agar dapat lebih diperhatikan. Dengan demikian para penyandang disabilitas bisa lebih mandiri dan tidak bergantung sepenuhnya pada keluarga dan orang disekitarnya.
Penulis : Tri Rizki Wahyu Djari
Editor : Team Redaksi Adi Gunawan Institute dan Hand International Foundation
Artikel ini adalah salah satu dari lima karya tulis para tunanetra dan low vision yang terpilih dari acara Lomba Karya Tulis Inspiratif, hasil kerjasama Hand International Foundation bersama Adi Gunawan Institute.
Berita selengkapnya dapat dibaca di artikel berikut!
LOMBA TULISAN INSPIRATIF UNTUK MERAYAKAN HARI ULANG TAHUN HAND INTERNATIONAL FOUNDATION YANG KE-12
Bagi Anda yang ingin bekerja sama dengan Adi Gunawan Institute untuk menyediakan kesempatan belajar dan berkarya bagi para tunanetra, dapat langsung menghubungi kami melalui LINK BERIKUT!
Mari bergabung bersama Adi Gunawan Institute dalam memberikan kesempatan belajar dan berkarya bagi para tunanetra di berbagai bidang.
Dukungan dapat diberikan dengan cara berdonasi melalui LINK BERIKUT!