Pengalaman dan Harapan di Masa Pandemi
adigunawaninstitute.com - 18 Mei 2022
Perkenalkan nama saya Mellisa Chian, saya lahir dan besar di Jakarta dan saat ini saya berusia 36 tahun. Sejak tahun 2015, saya bekerja di salah satu balai latihan kerja untuk individu berkebutuhan khusus, saya menyukai dan menikmati pekerjaan yang saya geluti.
Namun semua berubah sejak pandemi melanda akhir tahun 2020 lalu. Kita semua tahu bahwa kondisi awal pandemi yang cukup mengkuatirkan akhirnya membuat pemerintah memberlakukan aturan work from home atau bekerja dari rumah untuk lembaga berskala besar atau kecil, termasuk tempat saya bekerja.
Setelah dua minggu bekerja dari rumah, saya mulai mengalami kesulitan untuk bisa memenuhi atau mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Produktivitas kerja menurun. Kondisi ini tentu tidak bisa terus dibiarkan berlanjut. Dan pada akhirnya saya pun memutuskan untuk bekerja dan tinggal di kantor bersama dengan rekan kerja yang lain.
Pada awalnya tinggal dan mulai beradaptasi dengan kondisi di kantor tidaklah sulit. Tapi lambat laun saya mulai menyadari emosi saya tidak stabil, saya mulai sering merasa cemas dan ketakutan. Jujur, rasa cemas dan takut sudah saya alami sebelum masa pandemi, tapi saya masih dapat mengatasi rasa cemas dan ketakutan yang timbul, mungkin karena saya tinggal di rumah dimana ada orang-orang yang saya sayangi.
Tidak dipungkiri bekerja dan tinggal di kantor selama 24 jam, menimbulkan gesekan di antara para pekerja termasuk saya. Saya menemukan diri saya kesulitan untuk berkata “TIDAK” pada orang lain dalam kondisi apapun. Sikap saya ini membuat saya merasa terbeban tapi saya hanya bisa memendam perasaan yang kemudian berdampak buruk dalam berelasi. Akhirnya dengan pertimbangan yang panjang, saya mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari tempat kerja pada pertengahan Agustus 2021.
Tidak ingin terus tenggelam dalam rasa cemas dan ketakutan, saya pun mulai melakukan pembenahan dengan diri sendiri. Ada beberapa hal yang saya mulai lakukan. Pertama, saya menyadari saya butuh lebih banyak waktu berdoa kepada Tuhan agar diberikan kekuatan melalui proses perubahan ini. Kedua, saya mulai belajar untuk menceritakan emosi yang saya alami kepada teman dekat, saudara dan terbuka untuk semua saran dan teguran. Ketiga, saya mulai memperkatakan kata-kata positif ke diri saya sendiri. Terakhir, saya mulai melakukan refleksi diri dan belajar berani mengakui emosi yang dialami, menerima emosi tersebut dan beradaptasi dengan emosi itu.
Setelah melewati banyak pengalaman, saya mulai menyadari, kalau saya memiliki emosi yang belum saya kenali, misalnya. marah dan kecewa. Setelah mengenali emosi tersebut, saya mulai mengakui emosi yang dialami dan memberikan batasan yang sehat dalam berelasi dengan orang di sekitar saya. Bukan itu saja, saya juga belajar untuk menyayangi diri sendiri, tidak mudah menyalahkan diri ketika melakukan kesalahan maupun mengalami kegagalan. Bahkan pembelajaran saya akan hal ini, mengingatkan saya pada sebuah kutipan
yang mengatakan “Keterbukaan adalah awal dari pemulihan”. Ketika saya mulai bercerita dengan orang yang tepat, pelan-pelan tapi pasti pemulihan terjadi sebagai akibat dari saya membuka diri untuk menerima pertolongan dari orang lain.
Saya yakin dalam hidup masih banyak hal yang saya harus lewati dan pelajari. Untuk itu saya berharap saya akan bertumbuh menjadi pribadi yang semakin dewasa dan bijaksana dalam menyikapi dan meresponi setiap kejadian. Dengan demikian saya bisa jadi pribadi yang lebih baik setiap harinya dan memberikan dampak positif dalam kehidupan orang lain.
Penulis : Mellisa Chian
Editor : Team Redaksi Adi Gunawan Institute dan Hand International Foundation
Artikel ini adalah salah satu dari lima karya tulis para tunanetra dan low vision yang terpilih dari acara Lomba Karya Tulis Inspiratif, hasil kerjasama Hand International Foundation bersama Adi Gunawan Institute.
Berita selengkapnya dapat dibaca di artikel berikut!
LOMBA TULISAN INSPIRATIF UNTUK MERAYAKAN HARI ULANG TAHUN HAND INTERNATIONAL FOUNDATION YANG KE-12
Bagi Anda yang ingin bekerja sama dengan Adi Gunawan Institute untuk menyediakan kesempatan belajar dan berkarya bagi para tunanetra, dapat langsung menghubungi kami melalui LINK BERIKUT!
Mari bergabung bersama Adi Gunawan Institute dalam memberikan kesempatan belajar dan berkarya bagi para tunanetra di berbagai bidang.
Dukungan dapat diberikan dengan cara berdonasi melalui LINK BERIKUT!